Related Posts with Thumbnails

Friday, May 28, 2010

KEPEMIMPINAN DI MINANGKABAU

Pengertian Penghulu
Penghulu adalah seorang laki-laki yang dituakan pada sebuah suku di Minagkabau, yang membidangi tentang seluk beluk urusan adat. Penghulu dalam kehidupan sehari-hari dipanggil “datuk” fungsi seorang penghulu di Minangkabau adalah sebagai pemimpin suku dalam urusan adat.

Salah satu sifat dari seorang penghulu di Minagkabau adalah Fathabah (ceeras dan cendekia) artinya penghulu haruslah cerdas dan cendekia yaitu kecerdasan yang didukunbg oleh pengetahuan luas dan mendalam. Seorang penghulu harus mendalami seluk beluk adat, ajaran Islam (syarak) serta ilmu pengetahuan lainnya.
Anggota kaum tidak boleh mengangkat penghulu yang tidak cerdas, karena bisa menghancurkan kemakmuran dan kesejahteraan kaumnya sesuai dengan kata-kata adat berbunyi :
      Alang cadiak binaso adaik
      Alang alim rusak agamo
      Alang tukang binaso kayu

Artinya bila suatu pekerjaan diberikan bukan kepada ahlinya, maka kehancuran yanbg akan dating. Jadi penghulu bukianlah cadiak mambuang kawan, gapuak mambuang lamak. Tetapi kecerdasannya digunakan untuk melind ungi dan mengayomi anak kemenakan dan masyarakat.


FUNGSI DAN KEDUDUKAN PENGHULU
DI MINANGKABAU


Fungsi dan Peranan Penghulu Di Minangkabau
      Fungsi penghulu adalah pemimpin dalam urusan adat secara umum untukmemimpin anak kemenakannya dalam segala bidang dan menyelesaikan tiap sengketa atau perselisihan dan memlihara harta pusaka. Hal ini sesuai dengan ungkapan adat Minangkabau :

Kayu rindang di tangah koto
Ureknyo tampek baselo
Batangnyo tampek basanda
Dahannyo tampek bagantuang
Daunnyo perak suaso
Bungonyo ambiak kasuntiang
Buahnyo buliah di makan
Tampek bataduah katiko hujan
Tampek balinduang katiko paneh
 
Untuk menjalankan fungsinya maka seoranmg penghulu pekerjaan sehari-hari adalah sebagai berikut :
  1. Mengendalikan pemerintahan menurut undang-undang adat.
  2. Membimbing anak kemenakan baik secara langsung ma upun tiadak langsung
  3. Mengadakan rapat dibalai adat untuk membicarakan stratefi kehidupan dan kemakmuran serta keadilan    masyarakat Minangkabau.
  4. Menerima tukup bubuang, misalnya menerima hasil bumi, pajak sawah, pajak tanah, dan lain-lain.
Fungsi penghulu tergambar dalam kewajiban adat disebut “utang”. Utang harus dibayar atau dilunasi, menurut kato adat ada empat macam yaitu sebagai berikut :
1. Manuruik alua nan luruih
2. Manampuah jalan nan pasa
3. Mamloharo anak kamanakan
4. Mamaliharo harto pusako
Penghulu wajib Manuruik alua nan luruih ialah alua adapt. Alua adapt adalah : peraturan yang dibuat dengan kata mufakat oleh para penghulu dalam suatu nagari.
Alua terbagi dua yaitu : 
1. Alua adapt;
2. Alua pusako.
1. Alua adat adalah peraturan yang dibuat dengan kata mufakat, ia berubah sesuai dengan keadaan dan situasi.
2. Alua pusako adalah aturan pokok yang turun temurun dari Dt Perpatih nan Sabatang dan Dt Katumanggungan alua pusako tidak dirubah indak lakang dek paneh, indak lapuak dek hujan, contohnya :
a. Hutang babaia, piutang batarimo
b. Salah batimbang, mati bakubua
Jadi kata nan luruih dilaksanakan menurut kato pusako, menurut kata mufakat di dalam adat dikatakan kato Dahulu Batapati Katro Kudian Dicari.

Perangai Buruk dan Larangan Atau Pantangan Penghulu Di Minangkabau
1. Enam Macam Perangai Buruk Penghulu di Minangkabau
a. Penghulu nan diujuang tanjuang
Penghulu yang tidak memiliki prinsip dalam kehidupannya. Dalam ungkapan adat dikatakan:
Sapantun sipongang dalam quo
Urang mahariak inyo mahariak
      Kalau diimbau bunyi ado
      Kalau dicaliak indak basuo

b. Penghulu ayam gadang (penghulu ayam jago)
Penghulu berperangai seperti ayam jago, kokoknya merdu. Hal ini diuangkapkan dalam kato adat :
Bakotek hilia jo mudiak
Bakukuak kiri jo kanan
Mananggakkan tuah kamanangan
Tiok ado kabaikan tumbuah
Inyo nan pokok pangkanyo
Bakotek indak batama
Tinggi lonjak gadang sajo
Gadang tungkai indak barisi
Elok bungkuih pangabek kurang

c. Penghulu buluah bamboo (penghulu buluh bambu)
Adalah penghulu kelihatan bagus dari luar, tetapi kosong di dalam, kurang ilmu, tetapi berlebih lagaknya. Hal ini diungkapkan dalam kato adapt :
      Batareh tampak kalua
      Di dalam kosong sajo
      Tampang elok takah balabiah
      Lagak rancak aka tak ado
      Ilmu jauah sakali
      Awak datuak janyo awak

d. Penghulu katuak-katuak (penghulu ketuk-ketuk)
Penghulu yang bersifat seperti tong-tong di lading. Ia hanya berbunyi bila diketok. Hal ini diungkapkan dalam kato adat :
      Iolah tong-tong urang diladang
      Kalau diguguah inyo babunyi
      Disaru baru basuaro
      Ka mangecek takuik balabiah

e. Penghulu Tupai tuo (penghulu tupai tua)
Penghulu yang berperangai seperti tupai tua, ia tidak mau berusaha karena takut salah ia merasa dirinya tidak berarti dalam kato adapt :
Elok nan tidak mengalua
Gadang nan indak mangatangah
Bagai karabang talua itiak
Rancaknyo tabuang sajo
Indak tatampuah ujuang dahan
Alek jamu indak tajalang
Alua tak ado nan taturuik
Jalan tak ado nan tatampuah
Banyak sagan dalam dirinyo

f. Penghulu busuak hariang (penghulu busuk hariang)
Penghulu yang sikapnya seperti bau kenc ing. Ia selalu membawa keresahan di dalam masyarakat. Hal ini diungkapkan dalam kato adapt :
Itu penghulu nan jahanam
Hino bangso randah martabat
Hati ariang pahamnyo busuak
Budi anyia pikiran ariang
Panjang aka handak malilik


2. Enam Pantangan atau Larangan Penghulu Menurut Adat :
a. Memerahkan muka
    Bersikap emosional dan tidak mampu mengendalikan diri.
b. Menghardik menghantam tanah
    Adalah pemarah, pemaki, penggertak.
c. Menyinsingkan lengan baju
    Adalah melakukan pekerjaan kasar seolah-olah tidak mempunyai sumber hidup yang layak.
d. Berlari-lari
    Adalah sikap orang yang terlalu terburu-buru, pencemas tidak tabah, dan penakut.
e. Memanjat-manjat
    Adalah bertingkah laku seperti anak-anak
f. Menjunjung dengan kepala
    Adalah seolah-olah kepalanya tidak digunakan untuk berfikir, tetapi untuk membawa beban.

UNSUR PEMIMPIN ALIM ULAMA
DI MINANGKABAU


A. Pengertian Alim Ulama di Minangkabau
      Alim ulama adalah pemimpin masyarakat Minangkabau dalam urusan agama, yaitu orang yang dianggap alim. Seorang yang alim adalah orang yang memiliki ilmu yang luas dan memiliki keimanan.keberadaannya di masyarakat sangat dibutuhkan. Hal ini diuangkapkan dalam adat Minangkabau adapt basandi syarak, syarak basandi kitabullah. Adanya alim ulama di dalam masyarakat Minangkabau membidangi agama islam/syarak. Penghulu atau ninik mamak membidangi adat.


B. Fungsi Aliam Ulama di Minangkabau
      Fungsi alim ulama di Minangkabau adalah sebagai Pembina dan pembimbing masyarakat dalam meningkatkan pengetahuanaga dan ketaqwaan kepada Allah SWT.
Di dalam adapt dikatakan ulama adalah ikutan lahia jo batin,saluah bendang dalam nagari, ka penyuluah anak jo kamanakan, panarang jalan di dunia, penyuluah jalan ke akhirat, tampek batanyo halal haram sarato sah dengan batal.
Fungsi alim ulama dalam masyarakat menjadi ikutan lahia jo batin, alim ulama berfungsi sebagai contoh dan teladan bagi masyaraka. Ia selalu memperhatikan perbuatan baik, perbuatan yang berdasarkan kepada ajaran islam dan ajaran adapt. Ia menjadi c ontoh dalam berfikir, berbicara, dan bertindak. Jadi fungsi ulama adalah member ikan contoh kepada masyarakat hingga ia menjadi ikutan lahir jo batin.

C. Kedudukan Alim Ulama dalam masyarakat Minangkabau.
      Kedudukan alim ulama adalah sebagai pemimpin, juga membuat keputusan, keputusan yang ia buat berdasarkan al-qur’an dan hadits. Ulama juga memberikan pertimbangan-pertimbangan kepada penghulu untuk mengamb il keputusan dalam bidang agama islam, pertimbangan itu biasanya diberikan, baik diminta maupun tidak diminta oleh penghulu. Justru disinilah ulama berfungsi sebagai pemimpin yang memiliki kedudukan sejajar dengan penghulu dan ninik mamak di dalam nagari.
Kedudukan alim ulama di minangkabausebagai berikut :
1. Sebagai pemimpin dalam urusan ibadahdalam kehidupan masyarakat sehari-hari.
2. Sebagai suluah dendang dalam nagari.
3. Sebagai pemberi petunjuak kepada masyarakat dan alim ulama, diharapkan da[at membawa umat Islam ke jalan yang benar yaitu diridk\hoi jalan diridhoi oleh Alah SWT.

UNSUR PEMIMPIN CADIAK PANDAI
DI MINANGKABAU


A. Pengertian Cadiak Pandai
      Cadiek pandai adalah pemimpin masyarakat yang memiliki pengetahuan dan wawasan ynag luas serta pemikiranyang dapat mencari jalan keluar dari setiap masalah yang sedang dihadapimasyarakat Minangkabau. Jadi adalah merupakan kumpulan orang-orang pandai, tahu, cerdik, cendekiawan, dan orang yang cepat mengerti, pandai mencari pemecahan masalah dan berfikir yang luas.

B. Fungsi Cadiak Pandai di Minangkabau
      Fungsi cadiak pandai di minangkabau adalah sebagai berikut :
1. Pemberi petunjuk kepada seluruh masyarakat dan anak nagari da;lam menjalankan kehidupan sehari-hari
2. Untuk memajukan pemikiran masyarakat supaa tidak ketingglan zaman
3. Sebagai pemagar nagari di minangkabau
4. Memberi pertimbangan kepada penghulu di dalam mengambil keputusan dalam hal-hal yang bersifat umum
5. Mempu menerapkan ilmnu untuk kehidupan keluarga serta kepentingan masyarakat.

C. Kedudukan Cadiak Pandai di Minangkabau
       Kedudukan cadiak pandai di minangkabau adalah sebagai berikut :
  1. Cadiak pandai sebagai pemimpin di bidang undang-undang dan komunikasi serta pemgaturan yang bersifat umum.
  2. Cadiak poandai sebagai pemimpin adalah karena mempunyai keindividuannya. yaitu kaya dengan ilmu pengetahuan dan wajib memberi petunjuk kepada masyarakat nagari di minangkabau.
  3. Cadiak pandai sebagai pemimpinbanyak pengetahuan dan banyak tah, paham perkembangan dalam nagari atau liuar nagari, karena itu dianggap sebagai pagaran tokoh.

KEPEMIMPINAN TUNGKU TIGO SAJARANGAN
DI MINANGKABAU


A. Gabungan Unsur Pemimpin
      Setiap nagari di Minangkabau memiliki tiga unsur pemimpin yaitu :
1. Penghulu
2. Alim Ulama
3. Cadiak Pandai

      Gabungan ketiga unsur ini saling bahu membahu dan bekerja sama dalam meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat. Tiga unsur ini dikenal dengan tungku tigo sajarangan, artinya ketiga pemimpin itu merupakan satu kesatuan.
Gabungan pemimpin itu terlihat di tingkat nagari, segala keputusan di nagari dikukuhkan oleh ketiga unsur tersebut. Suatu keputusan belum dijalankan, belum dianggap sah, kalau salah satu ketiga unsur itu belum sependapat.


 
 
 
 
 
 
 
 
 
B. Kepemimpinan Tungku Sajarangan di Minangkabau
      Kekuasaan tertinggi dalam masyarakat Minangkabau adalah Tuha Sakato, yaitu hal-hal yang telah terjadi menjadi kesepakatan bersama, artinya segala sesuatu yang bersifat mengatur di dalam kehidupan masyarakat harus terlebih dahulu dimusyawarahkan.
Tiga unsur pemimpin inilah yang menyelesaikan permasalahan sesuai dengan kedudukannya masing-ma sing dan hasil musyawarah itu selanjutnya dikukuhkan dalam suatu rapat yang dihadiri seluruh wakil masyarakat, biasanya bertempat dib alai adat.
      Pada hakikatnya mereka sama-sama bertanggung jawab memimpin masyarakat kea rah kesejahteraan dan kemakmuran inilah dikenal dengan sebutan Tungku Tigo Sajarangan, karena kekuatan tungku tigo sajarangan masyarakat tidak akan tersesat, kacau dan rusak. Jika ketiga tungku itu masih tetap bekerjasama menempatkan diri di posisinyamasing-masing.
      Di dalam adapt minagkabau diungkapkan sebagai Adat Basandi Syarak, Syarak basanndi Kitabulah. Adapt dan agama tidak ada pertentangan, yaiut :
1. Syarak memberikan hokum atau syariat,
2. Adapt melaksanakan seperti diungkapkan syarak mangato adapt mamakai
3. Undang-undang sebagai pengaturan
      Dengan demikian ada :
1. Adat;
2. Agama;
3. Undang-uandang.
       Adanya ketiga unsur pemimpin tersebut melahirkan Tali tigo sapilin. Ketiga-tiganya dibutuhkan oleh masyarakat untuk mencapai kesejahteraan masyarakat dan dilengkapi oleh orang Ampek Jini yaitu :
1. Penghulu
2. Malin
3. Manti
4. Dubalang.

0 comments:

Post a Comment

 
© Copyright by Perjalanan Hidup  |  Template by Blogspot tutorial