Sumbar Diminta Bersiap Hadapi Gempa dan Tsunami
PADANG--Provinsi Sumatera Barat diminta bersiap menghadapi gempa besar bisa mencapai 8,9 Scala Richter yang sangat berpotensi tsunami.
Hasil simulasi tim ahli memperlihatkan persiapan menghadapi bencana ini masih jauh dari memadai. Jika tsunami seperti diprediksi datang pada siang hari saja saat ini, 150 ribu penduduk Kota Padang bisa jadi korban.
Peringatan itu muncul dari para ahli gempa dan tsunami Indonesia yang tergabung dalam Tim 9 bentukan Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana (SKP BSB) saat memberikan informasi ancaman bencana terhadap Sumbar di Auditorum Gubernuran, Padang, Selasa (12/10/2010).
Salah seorang anggota Tim 9, Wahyu Triyoso mengatakan ‘pahitnya' mesti menyampaikan kabar buruk yang bisa menggegerkan Ranah Minang itu. Namun dilematis karena kabar itu merupakan hasil simpulan yang komprehensif.
"Kami dari Tim 9 rasanya seperti membawa kabar kematian, tetapi hasil kajian ini memang harus disampaikan agar kita bersiap menghadapi bencana," kata Wahyu Triyoso yang juga seismologis dari Departemen Geofisik Institut Teknologi Bandung.
Danny Hilman Natawijadja dari Laboratorium Gempa LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) menegaskan, ancaman gempa di bawah Pulau Siberut yang disebutnya masuk kategori gempa megathrust (gempa dahsyat-red) itu sudah di depan mata.
"Kapan waktunya, sebenarnya masanya sudah lewat, pelepasan itu sudah dimulai saat gempa Mentawai 2007, namun itu baru buntutnya, kini tinggal menunggu bapaknya," ujar ahli gempa yang sudah 20 tahun meneliti sumber gempa di Kepulauan Mentawai.
Ia mengingatkan pentingnya upaya mitigasi atau persiapan menghadapi bencana ini di Sumatera Barat. Ia mengakui, kegiatan mitigasi sangat kurang dan jauh tertinggal dibanding tanggap darurat. Namun itu bukan hanya di Indonesia, tapi juga di dunia internasional.
"Budaya ini harus diubah, secara umum di dunia internasional pun belum membudayakan mitigasi, semuanya masih reaktif, setelah terjadi bencana baru datang ramai-ramai," ujarnya.
Hamzah Latief yang juga anggota Tim 9 dari ITB memperlihatkan hasil simulasi terbaru. Dalam simulasi tersebut diperlihatkan tsunami bisa menghantam Kota Padang setinggi 6 meter tergantung kontour tanah. Tsunami bisa mencapai 2 km ke daratan selama 2,5 jam.
Dengan kondisi jalan dan tata kota Padang sekarang, jika tsunami terjadi siang hari, maka 150 ribu jiwa bisa menjadi korban. Ini hitungan ketika semua orang yang berada di lokasi 2 km dari pantai bergerak menjauhi pantai dengan lancar.
"Belum termasuk jika terjadi hambatan di jalan raya seperti macet, tiang listrik dan bangunan rubuh," katanya.
Ia mengingatkan agar rencana evakuasi yang tepat dilakukan untuk mengurangi dampak bencana. Salah satu adalah memperhatikan lebar jalan dan jalan evakuasi. Di Padang 155.280 penduduk berada di zona risiko tinggi tsunami.
0 comments:
Post a Comment