‘Lubang Misterius' di Kamang Longsoran Gua Kapur
Lubang misterius' yang muncul di Kamang Hilir, Kecamatan Kamang Magek, Agam adalah longsoran gua kapur di bawah tanah.
Demikian analisa Koordinator Daerah Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Sumatera Barat yang juga Manajer Pusat Pengendali Operasi Penanggulangan Bencana Pemprov Sumatera Barat.
Seperti diberitakan Harian Posmetro Padang, Selasa (13/4/2010) tiba-tiba di ladang Nurkana, 65 tahun, warga Jorong Bancah, Kenagarian Kamang Hilir muncul lubang yang menelan rumpun pisangnya sekitar sebulan lalu. Lubang itu terus membesar hingga selebar 3 meter dengan kedalaman sekitar 5 meter.
Lubang juga berisi air yang warnanya kadangkala berubah putih susu, bening, biru langit, dan kehitam-hitaman. Lubang berair yang di sana disebut ‘puritan' juga mirip dengan satu lubang lainnya yang sudah lama berjarak sekitar 100 meter dari ladang Nurkana.
Munculnya lubang tersebut, menurut Ade, hal yang biasa yang disebabkan oleh runtuhnya gua kapur di bawah tanah sehingga sampai ke permukaan akibat gempa bumi. Gempa bumi itu disebut gempa burial yang terjadi akibat runtuhan gua kapur bawah tanah.
"Kalau berpedoman pada data USGS, gempa 4,6 SR yang disebut BMKG berpusat di Tanahdatar pada 6 April lalu kemungkinan bersumber dari sekitar itu," ujarnya kepada PadangKini.com.
Kamang Hilir, kata Ade, merupakan daerah yang terletak di bawah tanah kapur. Meski daerah itu seperti ceruk, namun tidak ada air yang mengalir keluar. Jika hujan turun, air langsung hilang ke bawah tanah. Hal itu disebabkan karena terdapat gua-gua di bawah tanah yang bisa menyerap air dengan cepat.
"Air serapan dari Kamang ini yang keluar di Ngarai Simarasok menjadi hulu Batang Agam dan terus menjadi sumber PLTA Batang Agam, jadi hulu Batang Agam itu dari bawah tanah," katanya.
Berubah-ubahnya warna air di lubang yang baru terbentuk karena tercipta dari campuran air dengan kapur. Kapur terkena air bisa menggelegak dan berbentuk putih susu, kadangkala juga muncul air biasa, dan juga air yang tercampur dengan material lain di bawah tanah. Ini mengakibatkan air berubah warna.
"Kapur itu banyak mengandung zat kimia lain, kalau malam di daerah Kamang itu bahkan terlihat bercahaya karena fosfor," katanya.
Lubang yang disebut masyarakat Kamang sebagai ‘puritan' adalah lubang yang bisa menyedot air dengan memutar. Itu disebabkan oleh sedotan lobang gua.
Apakah lokasi di sekitar lubang yang baru terbentuk berbahaya? Menurut Ade sebaiknya diperiksa secepatnya kawasan di sekitar lubang itu apakah terdapat tanah yang memiliki gua yang bisa menambah amblas tanah di sekitar. Kalau tidak tahu bisa-bisa rumah juga amblas.
"Saya akan segera memberi tahu ke Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral untuk mengecek ke lokasi," ujarnya.
Dengan berbagai alat, salah satunya dengan sounding (suara), potensi longsoran bisa dideteksi dan diukur, lalu dilakukan pemetaan daerah yang berbahaya atau tidak.
Hal serupa, kata Ade, pernah terjadi di Kabupaten Solok beberapa tahun lalu. Tiba-tiba tanah amblas menelan satu rumput bambu.
0 comments:
Post a Comment